Jakarta, 9 Desember 2022 – Grant Thornton baru saja mengadakan Media Talkshow membahas Economic Outlook 2023 dengan tema “Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?”. Acara ini diadakan secara virtual pada tanggal 8 Desember 2022.
Melalui Economic Outlook ini, Grant Thornton berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran pada rekan-rekan media atas kondisi ekonomi yang akan dihadapi, baik di Indonesia maupun global pada tahun 2023, kemudian melihat bagaimana kesiapan pemerintah Indonesia untuk mencegah perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi, serta insight-insight apa saja yang perlu pelaku usaha ketahui untuk menyambut tahun 2023.
Talkshow ini dibuka oleh CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, yang menyampaikan apresiasi dan menyampaikan latar belakang atas terselenggaranya kegiatan ini “Kami masih melihat perkembangan yang cukup positif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, kita tetap harus mewaspadai sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian tanah air, seperti belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina sehingga berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.”
“Untuk itulah pada hari ini, Grant Thornton Indonesia ingin membahas lebih lanjut terkait isu resesi 2023 dengan menggelar media talkshow ini untuk membahas lebih dalam mengenai situasi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini dan bagaimana persiapan Indonesia memasuki tahun 2023 di tengah situasi perekonomian yang tidak pasti,” tutup Johanna.
Acara ini menghadirkan pembicara utama, Ekonom INDEF, Ariyo DP Irhamna yang mengatakan "Meskipun pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan di tahun 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan, namun kita patut bersyukur karena ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kisaran 5 persen. Selain itu, neraca perdagangan juga bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.
“Hal tersebut disebabkan karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa namun hanya akan melambat. Ditambah dengan ekonomi mitra dagang negara utama Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat pada 2022 Triwulan-II yang tetap mengalami pertumbuhan”, tambah Ariyo.
Beberapa poin-poin menarik mengenai tantangan ekonomi global dan domestik 2023 berdasarkan hasil diskusi pada media talkshow Grant Thornton Indonesia terangkum sebagai berikut:
● Tantangan global: inflasi tinggi, pengetatan moneter (suku bunga tinggi), eskalasi perang Rusia-Ukraina, harga energi tinggi, likuiditas keuangan global yang ketat, dan capital outflow dari emerging market.
● Tantangan domestik: menjelang pemilu, investor cenderung wait and see, inflasi tinggi membayangi, penurunan daya beli, peningkatan biaya produksi, depresiasi rupiah, inflasi pangan dan transportasi kemudian bayangan PHK yang kemungkinan akan berlanjut.
Grant Thornton Indonesia juga menilai tahun 2023 penuh tantangan bagi pelaku usaha, namun perlu menyikapi isu tersebut secara bijak dengan tidak melihatnya sebagai suatu persoalan yang membahayakan namun dapat menjadi sebuah peluang opportunity. Alexander Adrianto, Assurance Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, “Resesi global dapat membawa dampak bagi kegiatan usaha di setiap sektor industri, namun isu tersebut dapat disikapi secara bijak. Kami di Grant Thornton selalu membantu perusahaan-perusahaan dalam menyusun strategi yang benar, dengan membangun networking yang baik, serta memanfaatkan sumber daya yang ada”.
Berjuang di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif dan gejolak geopolitik global, perekonomian Indonesia masih menunjukkan tren positif di berbagai indikator. Meskipun demikian, menyambut tahun 2023, Indonesia tetap harus waspada dan mengantisipasi ancaman resesi 2023. “Agar tetap berada dalam jalur pertumbuhan positif, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan belanja negara untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan juga energi. Saya lebih optimis menyambut tahun 2023 karena kita sudah melewati masa sulit tahun-tahun sebelumnya seperti pandemi covid-19 dan juga naiknya suku bunga global beberapa kali sehingga kita bisa lebih siap untuk memasuki tahun 2023,” ungkap Ariyo.
Alexander Adrianto, Assurance Partner Grant Thornton Indonesia, “Memasuki tahun 2023, pelaku usaha bisa lebih siap menghadapi ketidakpastian perekonomian 2023 dengan berkaca dari tahun sebelumnya, sehingga pelaku usaha dapat mengantisipasi dampak dari moneter, fiskal dan likuiditas, harga barang pokok yang terus meningkat terhadap perusahaan sehingga mereka dapat menentukan strategi yang tepat dan make the decision untuk spending yang smart.”