Jakarta, 14 Juni 2024 – Membeli rumah pertama adalah impian banyak orang, namun dalam mencapai impian ini memerlukan perencanaan keuangan yang matang. Polemik seputar Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z yang mungkin berjuang untuk memiliki rumah sendiri.
Tapera merupakan skema tabungan yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan membantu masyarakat dalam membeli rumah. Namun, pelaksanaan Tapera telah menuai berbagai polemik. Beberapa kalangan menganggap bahwa kontribusi Tapera adalah beban tambahan bagi pekerja muda yang sudah menghadapi tantangan finansial seperti biaya hidup yang tinggi. Di sisi lain, pendukung kewajiban tersebut berpendapat bahwa skema ini dapat memberikan solusi jangka panjang bagi masalah kepemilikan rumah di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR tahun 2019, tercatat 81 juta jiwa generasi milenial di Indonesia belum memiliki rumah sendiri[1]. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya kepemilikan rumah di kalangan generasi muda ini antara lain, harga properti yang terus meningkat dan penghasilan yang belum cukup untuk memenuhi syarat kredit rumah, seperti yang dicatat oleh Bank Indonesia, bahwa indeks harga properti residensial di kuartal II tahun 2024 meningkat 1,92 persen secara tahunan (year on year).[2]Dari data tersebut tentu dapat disimpulkan bahwa generasi milenial dan gen Z akan semakin kesulitan membeli rumah ke depannya.
Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia, mengatakan, “Kami memahami bahwa tantangan yang dihadapi oleh generasi milenial dan Gen Z sangat kompleks, mulai dari harga properti yang terus meningkat hingga pengelolaan utang dan biaya hidup tinggi. Kami percaya bahwa dengan edukasi finansial yang tepat, generasi muda dapat mengembangkan kebiasaan keuangan yang baik sejak dini, sehingga tidak hanya membantu dalam membeli rumah pertama mereka, tetapi juga menanamkan disiplin finansial yang bermanfaat untuk masa depan mereka.”
Maka dari itu, dalam upaya membantu generasi muda Indonesia, Grant Thornton Indonesia pun memberikan sejumlah tips untuk mengoptimalkan perencanaan keuangan pribadi demi mendukung pembelian rumah pertama mereka, antara lain:
1. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan untuk membeli rumah bukan hanya soal menabung dalam jangka pendek. Perencanaan keuangan akan membantu milenial dan gen Z untuk menetapkan prioritas dan tujuan hidup yang jelas, termasuk menentukan kapan mereka ingin membeli rumah dan berapa banyak mereka perlu mengumpulkan dana yang cukup, baik dari hasil menabung maupun berinvestasi, untuk kebutuhan uang muka dan biaya lainnya terkait pembelian rumah pertama. Beberapa tips dasar untuk memulai perencanaan keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan target
Hal yang pertama setelah mengetahui estimasi harga rumah impian adalah menentukan target tabungan dan hitung berapa yang harus disisihkan dari penghasilan bulanan agar dapat membayar DP rumah. Juga perlu mempertimbangkan faktor harga rumah yang akan naik setiap tahunnya sehingga perlu dihitung pula potensi kenaikan harga rumah idaman untuk tahun-tahun yang akan datang.
b. Lunasi utang-utang
Sebelum memutuskan menabung untuk rumah impian, sebaiknya lunasi utang maupun kredit lain dahulu agar beban pengelolaan keuangan semakin ringan.
c. Hindari Hidup Konsumtif
Salah satu kunci dari perencanaan jangka panjang adalah disiplin. Pola hidup yang konsumtif dengan menghabiskan uang untuk hal-hal yang bukan kebutuhan primer tentu akan menyulitkan untuk mendukung perencanaan keuangan jangka panjang.
d. Dapatkan penghasilan tambahan
Selain menabung dari pendapatan utama, mulailah untuk melek instrumen investasi yang mampu menghasilkan tambahan pendapatan untuk mempercepat mencapai target yang ditetapkan di awal, selain itu bisa juga mempertimbangkan untuk mencari penghasilan tambahan melalui side job.
2. Dukungan Teknologi untuk Perencanaan Keuangan
Di era digital ini, teknologi memainkan peran penting dalam perencanaan keuangan. Aplikasi perencanaan keuangan dan manajemen anggaran dapat membantu mengontrol pengeluaran dan memantau tabungan secara lebih efisien, seperti aplikasi pengelolaan anggaran untuk mencatat setiap pengeluaran dan pendapatan, serta memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan keuangan. Kemudian, kaum milenial dan gen Z juga dapat memanfaatkan aplikasi tabungan dan investasi yang menawarkan berbagai instrumen investasi seperti reksadana, saham, dan obligasi yang bisa dipilih sesuai dengan profil risiko masing-masing, dengan berinvestasi secara rutin, selain bisa meningkatkan nilai tabungan juga akan mempercepat tujuan membeli rumah.
Banyak juga bank maupun lembaga keuangan yang menawarkan kalkulator kredit di situs web mereka sehingga memungkinkan untuk kaum milenial dan gen Z memasukkan berbagai skenario pembayaran dan bunga untuk mendapatkan gambaran berapa yang harus dibayarkan setiap bulan saat nanti pada akhirnya memutuskan untuk membeli rumah.
“Kami juga mengajak generasi muda untuk memanfaatkan berbagai teknologi dan aplikasi finansial yang tersedia untuk mempermudah proses perencanaan dan pengelolaan keuangan mereka. Teknologi ini tidak hanya menghemat waktu dan uang, namun juga memberikan akses ke informasi dan alat yang mungkin tidak tersedia secara offline. Dengan cara tersebut ditambah proses perencanaan keuangan yang matang dan terstruktur tentu mereka dapat mewujudkan impian untuk memiliki rumah pertama.” tutup Johanna Gani.
[1] https://sibangkoman.pu.go.id/center/web/view/web/uploads/file/2021/10/20211013083522_RenstraBPSDM2020-2024.pdf
[2] https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/PublishingImages/Pages/SHPR_Tw.II-2023/SHPR-Tw.II-2023.pdf